Chiang Mai, Thailand – Aroma optimisme bercampur kewaspadaan menyelimuti skuad Timnas U-22 Indonesia yang saat ini tengah berjuang mempertahankan medali emas di ajang SEA Games 2025 yang digelar di Thailand, 3-20 Desember 2025. Di tengah harapan tinggi publik, Manajer Timnas U-17 Indonesia (yang juga ditugaskan mengawal tim U-22), Ahmed Zaki Iskandar, memberikan arahan tegas: Fokus dan tidak lengah adalah kunci utama untuk menaklukkan persaingan yang semakin merata di Asia Tenggara.

Tim asuhan Indra Sjafri dijadwalkan memulai perjuangan mereka di Grup A dengan menghadapi Filipina di The 700th Anniversary of Chiang Mai Stadium, Senin (8/12/2025), diikuti oleh laga kedua melawan Myanmar pada Kamis (12/12/2025) di stadion yang sama.

Tongkat Kapten untuk Ivar Jenner: Perjudian Berisiko Tinggi

Sorotan utama tertuju pada gelandang berbakat dari FC Utrecht, Ivar Jenner, yang untuk pertama kalinya dipercaya mengemban ban kapten dalam turnamen sekelas SEA Games. Keputusan ini menarik perhatian, mengingat Jenner adalah salah satu pilar Timnas Senior yang telah mendapatkan pengalaman berharga di level klub Eropa.

Ahmed Zaki Iskandar menyambut baik penunjukan ini, meyakini bahwa pengalaman dan mentalitas profesional Jenner akan menjadi pembeda.

“Pemain ini memiliki pengalaman di Timnas senior dan klub, jadi saya percaya ia bakal memimpin tim dengan baik,” ujar Zaki, Kamis (5/12/2025).

Zaki menilai Ivar Jenner telah memiliki chemistry yang kuat dengan rekan-rekannya yang lain, seperti Hokky Caraka dan Rafael Struick, dua nama yang juga sudah akrab dengan jersey Merah Putih di berbagai kelompok usia dan level senior.

“Bisa lah, sudah kompak lah itu. Sebagian juga kan sudah bermain sering dengan Ivar (Jenner). Ada Hokky, ada Rafael (Struick). Itu juga bagian dari apa namanya, kekompakan tim yang sekarang,” tambahnya.

Kepemimpinan Ivar Jenner akan diuji sejak laga perdana. Ia tidak hanya dituntut mengkoordinasi lini tengah, tetapi juga menjaga stabilitas emosi tim di tengah tekanan untuk mempertahankan gelar yang sudah lama dinantikan Indonesia.

Kombinasi Pemain Reguler: Harapan Kestabilan Skuad

Selain Ivar Jenner, skuad Garuda Muda kali ini diperkuat kombinasi pemain berpengalaman di level klub, sebuah faktor yang dinilai Zaki sangat vital. Pemain-pemain seperti Kadek Arel (Bali United) dan Dony Tri Pamungkas (Persija Jakarta), yang secara reguler mendapat menit bermain di Liga 1, diharapkan membawa kestabilan dan kedewasaan dalam menghadapi jadwal padat di turnamen dua tahunan ini.

“Ada Kadek Arel, ada Dony Tri (Pamungkas), dan sebagian juga bermain reguler di klubnya masing-masing. Ini juga kan jadi sangat penting,” ungkap Zaki.

Kombinasi antara talenta diaspora yang matang di Eropa dan pemain lokal yang teruji di kompetisi domestik inilah yang membuat Zaki optimistis. “Nah, ya mudah-mudahan komposisi ini bisa memperkuat dan juga mempertebal peluang kita meraih emas lagi,” ujarnya penuh harap.

Peringatan Dini: Ancaman Nyata dari Kekuatan Baru Asia Tenggara

Namun, di balik optimisme tersebut, Zaki Iskandar tidak lupa memberikan “alarm” keras. Ia mengingatkan Ivar Jenner dan kawan-kawan untuk tidak sekali-kali meremehkan lawan manapun di grup, termasuk Filipina dan Myanmar. Menurut Zaki, peta kekuatan sepak bola Asia Tenggara telah berubah drastis dalam beberapa tahun terakhir.

Kompetisi tidak lagi didominasi oleh trio tradisional Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Negara-negara yang dahulu dianggap underdog kini menunjukkan perkembangan yang signifikan, berkat investasi pada pembinaan usia muda dan program naturalisasi yang agresif.

“Kita sudah tidak lagi bicara Vietnam, Thailand, Malaysia. Tapi negara seperti Filipina, Myanmar, Laos, Kamboja bahkan. Ya, walaupun terus kemudian mereka menarik diri (Kamboja). Itu kan sedang berkembang semua,” kata Zaki, merujuk pada peningkatan kualitas dan intensitas kompetisi.

Peringatan ini menjadi sangat relevan. Filipina, lawan pertama Indonesia, kini sering diperkuat pemain blasteran yang memiliki pengalaman di kompetisi Eropa atau Amerika. Sementara Myanmar dikenal memiliki fisik yang prima dan kecepatan yang kerap menyulitkan lawan.

Laga perdana melawan Filipina pada Senin (8/12/2025) akan menjadi penentu momentum. Kemenangan akan mengangkat moral dan meringankan beban di pertandingan berikutnya. Sebaliknya, hasil imbang atau kekalahan akan langsung menempatkan Garuda Muda di posisi sulit, menghadapi tekanan besar untuk lolos dari fase grup menuju semifinal, demi mewujudkan mimpi mempertahankan medali emas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *