
Timnas Futsal Indonesia mengawali kiprah mereka di Four Nations World Series 2025 dengan cara sempurna—menjebol gawang Tanzania dengan skor telak 7-1 pada laga perdana, Kamis (18/9/2025) sore di GBK Basket Hall, Senayan, Jakarta. Kemenangan gemilang ini tak hanya menempatkan Indonesia di puncak klasemen sementara, tetapi juga menjadi sinyal bahwa mereka serius bersaing di turnamen internasional rumah sendiri.
Turnamen Four Nations World Series 2025 menyuguhkan empat negara: Indonesia sebagai tuan rumah, serta Latvia, Belanda (Netherlands), dan Tanzania. Semua tim akan bermain sekali melawan masing-masing lawan dalam format liga, dan performa di tiap pertandingan bakal menentukan siapa yang akan jadi juara.
Tanzania, yang duduk di peringkat 138 dunia, datang ke Jakarta dengan reputasi modest, sementara Indonesia, ranking 23 dunia, tentu diunggulkan. Namun dalam futsal — momentum, mentalitas, dan efektifitas dalam penyelesaian peluang menjadi pembeda utama.
Detik-Detik Menarik dari Laga Indonesia vs Tanzania
Pertandingan dimulai dengan cepat — dalam waktu kurang dari satu menit, tim Merah Putih sudah unggul berkat gol kapten Mochammad Iqbal Iskandar. Memulai dengan keunggulan awal tentu membuat lawan tertekan.
Sayangnya, euforia awal langsung diwarnai momen kurang menyenangkan: Iqbal mendapat kartu merah di menit ke-3 setelah melakukan pelanggaran, memaksa Indonesia bermain dengan 5 pemain—meski secara tradisional futsal memakai lima pemain utama, tetapi pengaruh psikologis dan taktis tetap terasa.
Tapi Indonesia tak goyah. Firman Adriansyah memperlihatkan ketajamannya: gol dari sudut sempit di menit ke-10, lalu menambah gol keduanya (brace) di menit ke-16. Di sela itu, Syauqi Sa’ud menambah keunggulan sebelum masa jeda dengan golnya sendiri.
Guntur Sulistyo menutup babak pertama dengan angka 5-0, mencetak gol tepat di akhir paruh pertama pertandingan. Ini menunjukkan dominasi Indonesia sejak awal, terutama di fase transisi dan pemanfaatan ruang di pertahanan lawan.
Memasuki babak kedua, Tanzania yang tertinggal jauh mencoba bangkit dan menciptakan beberapa ancaman dengan tembakan-tembakan terarah. Namun soliditas pertahanan Indonesia ditambah efisiensi serangan balik membuat mereka tetap mampu menahan laju lawan serta menambah dua gol tambahan lewat Evan Soumilena dan gol lainnya. Hasil akhirnya 7-1.
Siapa yang Cetak Gol & Statistik Penting
- Mochammad Iqbal Iskandar – membuka skor sangat cepat untuk Indonesia.
- Firman Adriansyah – tampil sebagai salah satu bintang, mencetak brace dan memberikan kelas penyelesaian peluang yang tinggi.
- Syauqi Sa’ud dan Guntur Sulistyo – ikut menyumbangkan gol penting, memperluas tekanan Indonesia jelang jeda.
- Evan Soumilena – golnya di babak kedua menambahkan margin serta menjaga momentum positif.
Dari sisi pertahanan, walau menerima satu gol balasan, Indonesia secara keseluruhan berhasil meminimalkan peluang‐bersih bagi lawan. Penguasaan bola, efisiensi penyelesaian peluang, dan game plan yang dijalankan sejak menit awal jadi kuncinya.
Mentalitas Juara di Depan Publik Sendiri
Bermain di kandang sendiri bukan cuma soal faktor lapangan dan dukungan penonton. Tekanan ekspektasi besar, tapi Indonesia menunjukkan bahwa mereka punya keberanian dan kualitas untuk memulai dengan impresif.
Kepercayaan pada Rotasi Pemain
Dengan performa seperti ini, pelatih Hector Souto bisa bereksperimen lebih leluasa di laga-laga berikutnya melawan Latvia dan Belanda. Pemain seperti Firman, Syauqi, dan Iqbal menjadi aset penting.
Kesiapan Fisik & Strategi
Kartu merah awal untuk Iqbal bisa menjadi pelajaran penting: menjaga disiplin, mengelola tekanan sejak menit pertama, dan tetap menjaga ritme permainan meskipun lawan memberi tekanan balik.
Target Akhir Turnamen
Dengan satu pertandingan berhasil dilewati dengan kemenangan besar, target ideal tentu menjadi juara Four Nations World Series 2025. Tapi untuk mencapainya, Indonesia harus mempertahankan konsistensi, tidak meremehkan lawan, dan memanfaatkan setiap peluang.
Kemenangan 7-1 atas Tanzania bukan sekadar skor meyakinkan, tapi juga tanda bahwa Indonesia datang untuk menang di turnamen ini. Dari awal hingga akhir, mereka menunjukkan agresivitas, efektivitas penyelesaian peluang, dan ketahanan mental, terutama setelah harus bermain dengan tekanan tak terduga (kartu merah). Meski demikian, masih banyak ruang untuk perbaikan—terutama dalam menjaga kontrol permainan saat menghadapi lawan yang lebih tangguh.