
Indonesia Tergeser Malaysia
Timnas Putri Indonesia Terjun Bebas di Peringkat FIFA, Turun 11 Posisi
Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) telah merilis pembaruan peringkat dunia untuk tim nasional wanita pada Kamis (7/8). Dalam pembaruan tersebut, posisi Timnas Putri Indonesia mengalami penurunan tajam, turun dari peringkat ke-95 ke posisi 106.

Dampak Langsung dari Hasil Kualifikasi yang Buruk
Kemerosotan ini tak lepas dari performa Timnas Putri dalam ajang Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026 yang berlangsung pada akhir Juni hingga awal Juli lalu. Bertindak sebagai tuan rumah di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Garuda Pertiwi hanya mampu mengamankan satu kemenangan dari tiga pertandingan yang dijalani.
Di laga pembuka, Indonesia mencatat kemenangan tipis 1-0 atas Kirgistan. Namun dua pertandingan berikutnya berakhir dengan kekalahan—masing-masing 0-2 dari Pakistan dan 1-2 saat menghadapi China Taipei.
Hasil tersebut membuat Indonesia harus puas finis di posisi ketiga Grup D dan gagal melaju ke putaran final Piala Asia Wanita 2026.
Satoru Mochizuki Dilepas, Ranking FIFA Tergerus
Imbas dari kegagalan di babak kualifikasi tak hanya terasa di papan skor. PSSI resmi memutus kerja sama dengan pelatih kepala Satoru Mochizuki tak lama setelah kompetisi berakhir.
Kekalahan dari Pakistan, yang memiliki peringkat FIFA lebih rendah dari Indonesia, menjadi pukulan berat. Secara langsung, hasil ini berdampak signifikan terhadap poin yang dikumpulkan Timnas Putri dalam sistem peringkat FIFA.
Per 7 Agustus 2025, poin Timnas Putri Indonesia menurun dari 1.211,38 menjadi 1.177,98, menyebabkan mereka terjun 11 tangga ke posisi 106 dunia.
Posisi ASEAN: Indonesia Tergeser Malaysia
Kini, Indonesia tercatat sebagai tim keempat terbawah di kawasan ASEAN. Malaysia berhasil menyalip ke posisi 92 dengan perolehan 1.227,74 poin. Indonesia hanya unggul atas Kamboja (118), Singapura (149), dan Timor Leste (157).
Penurunan peringkat ini juga nyaris menyamai posisi terburuk Indonesia dalam sejarah, yaitu peringkat 109 yang sempat dicapai pada Maret 2024.
Garuda Pertiwi kini menghadapi tantangan besar untuk bangkit. Perlu pembenahan menyeluruh, baik dari sisi teknis, strategi, hingga pembinaan usia muda, agar mampu kembali bersaing di level Asia dan dunia.