Oxford, Inggris – Perjuangan striker Timnas Indonesia, Ole Romeny, untuk menembus starting eleven Oxford United di Divisi Championship (kasta kedua Liga Inggris) masih jauh dari kata usai. Terbaru, dalam laga dramatis pekan ke-17 melawan Norwich City di Carrow Road pada Rabu (26/11/2025) dini hari WIB, Romeny harus puas menjadi penghangat bangku cadangan, sebuah pemandangan yang terasa pahit mengingat timnya sangat membutuhkan gol untuk menyamakan kedudukan.

Oxford United akhirnya memaksakan hasil imbang 1-1 lewat gol penyelamat Filip Krastev di menit kelima injury time, sebuah momen yang menegaskan spirit tim, namun sekaligus menyoroti keputusan pelatih Gary Rowett yang tidak menggunakan jasa Romeny, bahkan ketika timnya tertinggal.


Norwich vs Oxford: Titik Balik di Menit Akhir

Pertandingan yang digelar di kandang Norwich City berjalan alot. Norwich berhasil unggul lebih dulu pada menit ke-29 melalui gol yang dicetak oleh Jovon Makama. Keunggulan tersebut bertahan hingga menit-menit kritis, membuat Oxford United harus berjuang keras mencari celah di pertahanan The Canaries.

Dalam kondisi tertinggal dan waktu terus menipis, perhatian tertuju pada bangku cadangan Oxford. Di sana duduk Ole Romeny, striker yang dikenal dengan daya juang dan kemampuan duel udaranya, apalagi ia baru pulih sepenuhnya dari cedera yang didapatnya di Piala Presiden 2025. Namun, Pelatih Gary Rowett tetap teguh pada pilihannya. Ia mempertahankan Mark Harris, striker Timnas Wales, yang memulai laga sebagai penyerang utama.

Ketika pergantian striker dilakukan pada menit ke-66, Rowett memilih opsi lain: memasukkan Will Lankshear, penyerang muda Timnas U-20 Inggris yang dipinjam dari Tottenham Hotspur. Keputusan ini jelas menimbulkan pertanyaan di kalangan penggemar Timnas Indonesia. Mengapa Romeny, yang dikenal sebagai supersub yang bisa memberikan energi instan, tidak mendapat kesempatan, bahkan ketika timnya menghadapi situasi do-or-die?

Akhirnya, Oxford United terhindar dari kekalahan berkat gol heroik dari gelandang Bulgaria, Filip Krastev, pada menit ke-90+5. Gol tersebut menyelamatkan satu poin penting, tetapi gagal membungkam diskusi tentang rotasi penyerang yang diterapkan Rowett.


Perjalanan Romeny: Dari Cedera Hingga Minim Menit Bermain

Perjalanan Romeny di Oxford United sejak awal musim 2025/2026 memang penuh tantangan. Setelah tiba dengan ekspektasi tinggi, ia sempat diterpa cedera yang cukup serius pasca turnamen pramusim, Piala Presiden 2025, di mana ia bermain untuk Arema FC sebagai bagian dari program kerja sama antar-klub.

Cedera tersebut membuatnya absen cukup lama. Laga pertamanya pasca-cedera baru terjadi pada 5 November 2025, saat Oxford United kalah 0-3 dari Stoke City, di mana ia hanya bermain selama sembilan menit terakhir.

Meskipun minim menit bermain di level klub, performanya di Timnas Indonesia dalam ajang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia menunjukkan skill dan kondisi fisiknya sudah membaik. Romeny dipercaya bermain selama 26 menit terakhir saat Garuda bertanding melawan Arab Saudi, dan mendapatkan jatah 34 menit akhir ketika Timnas bersua Irak. Coach Shin Tae-yong jelas melihat potensi dan kebugaran Romeny, yang sayangnya belum sepenuhnya diakui oleh Gary Rowett di klub.

Satu-satunya kesempatan Romeny di liga sebelum laga Norwich adalah saat melawan Middlesbrough di pekan ke-16, yang juga berakhir imbang 1-1. Dalam pertandingan itu, ia diturunkan pada babak kedua, menggantikan Lankshear di menit ke-77, menunjukkan bahwa ia berada di urutan ketiga dalam hierarki penyerang, di belakang Harris dan Lankshear.


Persaingan Elit di Divisi Championship

Kondisi ini menggambarkan betapa ketatnya persaingan di Divisi Championship. Liga ini dikenal sebagai salah satu liga paling brutal dan kompetitif di Eropa, menuntut konsistensi fisik dan mental yang luar biasa. Gary Rowett, yang memiliki target membawa Oxford United promosi, jelas mengutamakan pemain yang dinilai paling siap dan paling memahami skema tim dalam kondisi 100%.

Mark Harris (26 tahun) adalah striker yang matang di level Championship dan merupakan andalan Timnas Wales. Sementara Will Lankshear (20 tahun) adalah aset berharga yang dipinjam dari tim raksasa Liga Primer, Tottenham Hotspur, dengan potensi dan kecepatan yang diidam-idamkan. Romeny, di usia 25 tahun, harus berjuang melawan dua kompetitor kuat ini, sambil berusaha meyakinkan Rowett bahwa ia telah sepenuhnya beradaptasi dengan kecepatan dan intensitas permainan Inggris.

Situasi ini menempatkan Romeny pada persimpangan jalan penting. Untuk mengamankan tempatnya di Timnas Indonesia, ia wajib mendapatkan menit bermain reguler. Jika Rowett terus memprioritaskan Harris dan Lankshear, Romeny harus memanfaatkan setiap sesi latihan dan, ketika diberi kesempatan, menunjukkan kualitasnya secara eksplosif. The Garuda sangat membutuhkan striker yang tajam dan in-form menjelang babak-babak selanjutnya Kualifikasi Piala Dunia.

Bagi Ole Romeny, bangku cadangan Carrow Road mungkin terasa dingin. Namun, ini adalah bagian dari proses pembuktian dirinya di panggung sepak bola Eropa yang kejam. Ia tidak hanya membawa nama Oxford United, tetapi juga harapan jutaan fans Timnas Indonesia yang ingin melihat salah satu pemain naturalisasi mereka bersinar di level tertinggi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *