Peta persaingan sepak bola di Benua Asia dipastikan akan mengalami perubahan drastis dalam waktu dekat. Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) secara resmi memberikan kejutan besar bagi para pecinta sepak bola di seluruh dunia dengan mengumumkan peluncuran turnamen baru bertajuk AFC Nations League pada Minggu (21/12/2025).

Langkah ini diambil AFC sebagai upaya untuk menghidupkan kembali gairah pertandingan internasional antarnegara Asia yang selama ini sering kali hanya bersifat laga persahabatan (friendly match) tanpa urgensi kompetitif yang tinggi. Dengan hadirnya Nations League, Timnas Indonesia dan negara-negara Asia lainnya akan memiliki kalender pertandingan yang lebih terstruktur, terjadwal, dan pastinya jauh lebih kompetitif.

Mengapa AFC Memerlukan Nations League?

Dalam keterangan resminya, pihak konfederasi menjelaskan bahwa tujuan utama dari inisiatif ini adalah untuk menjembatani kesenjangan kualitas antara tim-tim raksasa Asia dengan tim yang sedang berkembang. Selama ini, negara-negara di peringkat bawah FIFA sering kesulitan mendapatkan lawan tanding yang seimbang dan berkualitas di luar kualifikasi Piala Dunia atau Piala Asia.

“Nations League bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi negara-negara anggota AFC untuk melaksanakan pertandingan yang lebih terorganisir. Kami ingin setiap jendela kalender FIFA memiliki makna, di mana setiap poin yang diraih memiliki dampak langsung pada posisi mereka di kasta kompetisi Asia,” tulis pernyataan resmi AFC.

Meskipun detail teknis mengenai bagan kompetisi dan jadwal pelaksanaan belum dipaparkan secara rinci, AFC menegaskan bahwa proses penggodokan format sedang berlangsung. “Detail lebih lanjut terkait format kompetisi, implementasi, dan lini masa akan dibicarakan melalui komite-komite AFC terkait serta konsultan para pemangku kepentingan untuk diumumkan dalam waktu dekat,” tambah mereka.

Menakar Format: Belajar dari Sukses UEFA dan CONCACAF

Meski AFC masih menyimpan rapat detail formatnya, publik sepak bola bisa melihat gambaran besar melalui “kakak laki-lakinya”, yakni UEFA Nations League di Eropa dan CONCACAF Nations League di Amerika Utara. Kedua konfederasi tersebut telah memulai debut Nations League pada tahun 2018 dan terbukti sukses meningkatkan nilai komersial serta kualitas teknis pertandingan internasional.

Jika mengacu pada standar UEFA, besar kemungkinan negara-negara Asia akan dibagi ke dalam beberapa kasta atau liga (Liga A, B, C, dan D) berdasarkan peringkat FIFA mereka. Berikut adalah proyeksi perbandingannya:

  1. Sistem Kasta (Piramida): Di Eropa, 55 negara anggota terbagi menjadi empat liga. Liga A, B, dan C masing-masing berisi 16 tim yang dipecah kembali ke dalam empat grup. Sementara itu, Liga D berisi tim-tim dengan peringkat terendah.
  2. Sistem Promosi dan Degradasi: Ini adalah daya tarik utama. Tim yang finis di dasar klasemen liga mereka akan turun kasta ke liga di bawahnya, sementara juara grup akan naik kasta. Hal ini menciptakan tensi tinggi di setiap pertandingan karena ada sesuatu yang dipertaruhkan.
  3. Jalur Menuju Piala Asia: Di Eropa, Nations League memberikan “pintu belakang” atau jalur play-off bagi tim-tim tertentu untuk lolos ke putaran final Euro. Besar kemungkinan AFC akan mengadopsi hal serupa untuk memberikan kesempatan ekstra bagi negara-negara berkembang lolos ke putaran final Piala Asia.

Sebagai gambaran sejarah, Portugal saat ini masih menjadi kolektor gelar UEFA Nations League terbanyak dengan dua trofi, disusul oleh Spanyol dan Prancis. Jika format ini diterapkan di Asia, tim-tim seperti Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, dan Australia dipastikan akan mengisi Liga A dan bersaing untuk gelar juara perdana.

Baca Juga:

Kapten Timnas Iqbal Iskandar Desak Agenda Uji

Dampak Besar Bagi Timnas Indonesia

Bagi Timnas Indonesia, kehadiran AFC Nations League adalah berkah sekaligus tantangan besar. Di bawah asuhan pelatih yang progresif dan pertumbuhan skuad yang didominasi pemain muda serta diaspora berkualitas, Indonesia kemungkinan besar akan memulai perjalanan di Liga B atau Liga C (tergantung pemutakhiran peringkat FIFA terbaru).

Keuntungan bagi skuad Garuda meliputi:

  • Lawan yang Seimbang: Indonesia tidak akan lagi terjebak dalam laga persahabatan yang tidak menentu. Setiap laga akan mempertemukan Garuda dengan lawan yang secara kualitas berada dalam level yang sama atau sedikit di atas, yang sangat baik untuk pengayaan taktik.
  • Peningkatan Poin FIFA: Karena statusnya sebagai turnamen resmi konfederasi, bobot poin FIFA yang dihasilkan dari kemenangan di Nations League akan lebih besar dibandingkan laga persahabatan biasa.
  • Nilai Komersial: Pertandingan kompetitif akan menarik lebih banyak sponsor dan hak siar televisi, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan bagi PSSI.

Dunia sepak bola kini menunggu langkah selanjutnya dari markas AFC di Kuala Lumpur. Akankah Asia menggunakan format murni seperti Eropa, ataukah akan ada modifikasi khusus mengingat luasnya geografis Benua Asia yang terbagi menjadi sub-federasi seperti AFF (Asia Tenggara), EAFF (Asia Timur), dan WAFF (Asia Barat)?

Satu yang pasti, AFC Nations League akan mengubah cara kita menonton sepak bola internasional. Tidak akan ada lagi “hari-hari sepi” di jeda internasional. Setiap gol akan berarti, setiap kemenangan akan membawa sebuah negara selangkah lebih dekat menuju kasta tertinggi Asia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *