
Setelah hampir lima bulan menepi akibat virus misterius, Ragnar Oratmangoen akhirnya kembali ke lapangan di Liga Belgia. Pada Minggu malam, 17 Agustus 2025 WIB, penyerang 27 tahun ini tampil dalam laga pekan keempat musim 2025/2026 bersama FCV Dender melawan RSC Anderlecht di markas sendiri, Dender Football Complex
Masuk sebagai pengganti Malcolm Viltard pada menit ke-74, Oratmangoen hanya bermain 16 menit—namun ia meninggalkan jejak yang jelas. Dengan rating 6,6 dari situs Fotmob, ia mencatat 100 % akurasi umpan dari lima operan, dua percobaan tembakan, dua tekel sukses, dan dua kali recovery bola. Meski FCV Dender tumbang 0–2, penampilan ini menjadi tanda pertama bahwa Oratmangoen telah kembali fit dan siap menunjukkan kualitas di kompetisi teratas Belgia.
Kembalinya Ragnar ke dalam skuat juga penting bagi FCV Dender, yang telah menantikan kembalinya pemain berpengalaman ini setelah absennya sejak akhir Maret 2025 akibat virus tak disebutkan jenisnya—yang membuatnya melewatkan tiga pertandingan awal musim.
Sebelumnya, pada Juni 2025, kabar baik datang dari Belgia: Oratmangoen telah mengakhiri masa pemulihan dan kembali berlatih bersama rekan-rekannya dalam persiapan musim baru, demikian terlihat dari unggahan di akun Instagram resmi klub pada 19–20 Juni.
Musim ini menjadi momen krusial bagi Oratmangoen, karena kontraknya berakhir pada Juni 2026, sekaligus menjadi panggung ideal untuk memberikan kontribusi lebih besar bagi tim dan kembali memperkuat daya tariknya sebagai salah satu pemain keturunan Indonesia yang berkiprah di Eropa Di sisi lain, performanya di level klub juga bisa menjadi momentum pemanasan penting sebelum memperkuat Timnas Indonesia dalam laga-laga persahabatan FIFA mendatang pada September 2025
Di belahan Eropa lain, penampilan Miliano Jonathans juga mencuri perhatian. Pemain sayap muda keturunan Indonesia ini akhirnya tampil di Eredivisie bersama FC Utrecht, dalam laga pekan kedua musim 2025/2026 melawan Sparta Rotterdam pada malam yang sama—Minggu, 17 Agustus 2025 WIB
jonathans masuk menggantikan Miguel Rodriguez di paruh kedua dan mencetak rating 6,8 menurut Sofascore. Ia menjalani debut yang cukup meyakinkan: sukses mengirimkan 16 umpan dengan akurasi 100 %, dua kali memberikan umpan kunci (key passes), satu duel kemenangan, dan satu tekel sukses
Sayangnya, kontribusinya belum cukup menyelamatkan Utrecht dari kekalahan 1–2 atas Sparta Rotterdam. Meski demikian, itu tetap menjadi kali pertama Jonathans tampil di kasta tertinggi sepak bola Belanda, menandai langkah besar dalam kariernya.
Spekulasi seputar naturalisasi Jonathans ramai diperbincangkan setelah kabar bahwa ayahnya dikabarkan datang ke Indonesia untuk mengurus proses. Namun, PSSI secara tegas menyatakan bahwa hingga akhir Maret 2025, proses naturalisasi Miliano belum dimulai sama sekali. Exco PSSI, Arya Sinulingga, bahkan menyatakan bahwa tidak ada komunikasi atau pengajuan dokumen apa pun—dan kedatangan ayahnya ke Indonesia tidak terkait soal naturalisasi, melainkan karena keputusan pribadi seperti masuk Islam.
Sementara itu, Miliano—lahir pada 5 April 2004 di Arnhem, Belanda—telah membuktikan diri di level klub: setelah promosi melalui akademi Vitesse dan tampil sebagai starter sejak 2022, ia menandatangani kontrak baru dan akhirnya pindah ke Utrecht pada Januari 2025 dengan biaya sekitar €300.000
Dengan musim 2025/2026 baru saja dimulai, wajar untuk menantikan bagaimana peran Oratmangoen dan Jonathans berkembang—apakah mereka bisa menjadi aset penting, keduanya di level klub maupun Timnas. Reuters atau media-media sepak bola Eropa kemungkinan akan terus memantau langkah keduanya—saat momentum mereka tepat, kita pun bisa menyaksikan bagaimana dua cerita diaspora ini semakin memperkaya cerita sepak bola Indonesia.