
Jakarta, 3 Agustus 2025 – Meskipun gelaran Piala AFF U-23 2025 telah resmi berakhir, semangat dan kisah heroik Garuda Muda masih terasa membekas di benak masyarakat Indonesia. Bahkan, salah satu sosok penting di balik performa luar biasa Timnas Indonesia U-23, yaitu asisten pelatih tim, mengaku belum bisa melupakan perjuangan luar biasa anak-anak asuhnya selama turnamen berlangsung.
Turnamen yang berlangsung di Vietnam itu menjadi ajang pembuktian bahwa generasi muda sepak bola Indonesia punya potensi besar untuk bersaing, bahkan mengalahkan kekuatan-kekuatan kuat di kawasan Asia Tenggara.
Kisah Perjuangan Tak Terlupakan
Timnas Indonesia U-23 datang ke Piala AFF kali ini tanpa ekspektasi tinggi. Banyak pemain inti dari edisi sebelumnya yang naik ke level senior, sehingga skuat dihuni nama-nama baru yang belum terlalu dikenal publik. Namun siapa sangka, Garuda Muda justru tampil menggila.
Mengalahkan tim kuat seperti Thailand U-23, Vietnam U-23, dan bersaing ketat hingga babak final menjadi bukti bahwa mental bertanding dan determinasi pemain muda Indonesia sudah berada di level tinggi.
Asisten pelatih yang tak disebutkan namanya dalam wawancara eksklusif kepada media PSSI menyebut, momen-momen selama turnamen tersebut akan selalu dikenangnya seumur hidup.
“Saya belum bisa move on. Rasanya seperti baru kemarin kami tiba di Vietnam. Melihat anak-anak bertarung habis-habisan di setiap laga, melawan tekanan penonton tuan rumah, dan bangkit dari ketertinggalan — itu luar biasa,” ucapnya dengan nada emosional.
“Apa yang mereka tunjukkan bukan hanya teknik, tapi jiwa. Jiwa seorang pejuang.”
Satu Nama yang Bersinar Terang
Dalam turnamen tersebut, salah satu pemain yang menjadi sorotan utama adalah Jens Raven, striker muda Indonesia yang berhasil menjadi top skor turnamen dengan 7 gol. Raven menunjukkan kualitas finishing yang luar biasa, tajam, dan selalu hadir di momen-momen krusial.
“Raven adalah contoh bahwa kita sudah punya striker lokal yang bisa diandalkan. Tapi bukan hanya dia. Semua pemain, dari kiper hingga pemain cadangan, tampil dengan mental pemenang,” tambah sang asisten pelatih.
Lebih dari Sekadar Turnamen
Bagi staf pelatih, Piala AFF U-23 bukan hanya soal hasil, tapi juga soal proses membentuk tim masa depan. Mereka melihat bagaimana para pemain mulai membangun chemistry, bagaimana kepercayaan satu sama lain tumbuh dari pertandingan ke pertandingan.
“Kami datang sebagai tim yang belum sempurna, tapi pulang sebagai keluarga. Itu yang paling membanggakan.”
Meski gagal menjadi juara, perjuangan Garuda Muda tak dipandang sebelah mata. Bahkan federasi sepak bola Asia Tenggara memberikan pujian terhadap gaya bermain atraktif dan keberanian Timnas Indonesia U-23 dalam menekan lawan-lawan berat.
Persiapan Menuju Level Lebih Tinggi
Pasca turnamen, tim pelatih langsung menyusun laporan evaluasi dan rencana pengembangan. Beberapa pemain akan dipantau untuk masuk ke level senior, sementara lainnya diarahkan ke pemusatan latihan jangka panjang.
“AFF U-23 ini bukan akhir. Ini titik awal. Kami ingin mempertahankan momentum ini, agar Indonesia tidak hanya berjaya di ASEAN, tapi juga siap bersaing di Asia.”
Sang asisten pelatih juga mengajak publik untuk terus mendukung para pemain muda, karena masa depan sepak bola nasional sangat bergantung pada pembinaan usia dini dan konsistensi dukungan.
Penutup: Emosi yang Belum Reda
Rasa haru dan bangga masih terasa saat ia menutup wawancara.
“Kadang saya masih terbangun di malam hari dan membayangkan kembali saat-saat kami menyanyikan lagu kebangsaan sebelum laga. Lalu melihat anak-anak berjuang dengan air mata dan keringat. Itu akan jadi kenangan seumur hidup. Saya belum bisa move on — dan mungkin tidak akan pernah.”
Garuda Muda telah memberikan lebih dari sekadar pertandingan. Mereka memberikan harapan. Dan untuk itu, kita semua berutang terima kasih.