October 16, 2025
Ekspresi Patrick Kluivert dalam aga Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara Timnas Indonesia vs Bahrain yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa (25/3/2025).

Kamis, 16 Oktober 2025, menjadi hari yang ditandai dengan pengumuman penting bagi persepakbolaan Indonesia. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) secara resmi mengumumkan berakhirnya kerja sama dengan Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala Tim Nasional Indonesia. Keputusan ini, yang dicapai melalui kesepakatan bersama atau mutual termination, juga berlaku untuk seluruh tim kepelatihan yang diboyong Kluivert dari Belanda, mencakup jajaran pelatih senior, U-23, hingga U-20.

Kluivert, yang baru ditunjuk pada 6 Januari 2025 dengan kontrak berdurasi dua tahun, harus merasakan pahitnya pemutusan hubungan kerja hanya dalam waktu sembilan bulan. Alasan utama di balik keputusan ini adalah kegagalan Timnas Indonesia melangkah lebih jauh di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Mimpi yang sudah di depan mata sirna setelah dua kekalahan krusial di putaran keempat, takluk 2-3 dari Arab Saudi dan 0-1 dari Irak di King Abdullah Sports City, Jeddah.

PSSI menjelaskan bahwa penghentian kerja sama ini dilakukan atas persetujuan bersama yang mempertimbangkan dinamika internal serta arah strategis pembinaan Timnas Indonesia di semua level. Meskipun demikian, posisi Direktur Teknik (Alexander Zwiers), Kepala Pencari Bakat (Simon Tahamata), dan Penasihat Teknis (Jordi Cruyff) tampaknya tetap dipertahankan, menunjukkan fokus evaluasi pada jajaran kepelatihan langsung.

Dalam pernyataan resminya, PSSI menyampaikan apresiasi mendalam kepada Kluivert dan stafnya atas dedikasi dan kontribusi mereka selama hampir 12 bulan. “Setelah diskusi terbuka dan penuh hormat, kedua belah pihak sepakat untuk mengakhiri kemitraan ini,” tulis federasi tersebut di akun Instagram resminya. PSSI juga menambahkan bahwa passion dan kehadiran Kluivert di Indonesia akan selalu dikenang dengan hormat.

Lika-liku Kepemimpinan Kluivert

Foto: REUTERS/Stringer


Era Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia dimulai dengan tantangan berat. Pertandingan pertamanya adalah kekalahan telak 1-5 dari Australia. Namun, Tim Garuda sempat menunjukkan secercah harapan dengan meraih kemenangan 1-0 atas Bahrain dan Tiongkok, yang mengamankan tempat di putaran keempat kualifikasi. Sayangnya, momentum tersebut gagal dipertahankan. Kekalahan beruntun dari Arab Saudi dan Irak menjadi penentu berakhirnya impian Piala Dunia 2026 bagi Indonesia.

Secara keseluruhan, di bawah kepemimpinan Kluivert, Timnas Indonesia memainkan delapan pertandingan resmi. Dengan catatan tiga kemenangan, satu hasil imbang, dan empat kekalahan, tingkat kemenangan Kluivert hanya mencapai 37,5%. Statistik ini menjadikannya salah satu pelatih kepala dengan masa jabatan terpendek dalam sejarah Timnas Indonesia.

Setelah pengumuman tersebut, Patrick Kluivert melalui media sosial pribadinya mengungkapkan kekecewaannya karena gagal membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026. “Meskipun saya sangat kecewa dan menyesal karena tidak lolos ke Piala Dunia, saya akan selalu bangga dengan apa yang telah kita bangun bersama,” tulisnya. Ia juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada para penggemar, pemain, stafnya, serta Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, atas perjalanan yang tak terlupakan.

Erick Thohir sendiri, dalam unggahannya di Instagram, juga menyampaikan terima kasih kepada Kluivert dan stafnya. Ia menyebut bahwa pencapaian timnas mencapai putaran keempat kualifikasi Piala Dunia untuk pertama kalinya adalah tonggak sejarah yang patut diapresiasi, berkat dukungan dari penggemar dan para pemain.

Mencari Nahkoda Baru: Siapa Pengganti Kluivert?

Dengan kepergian Kluivert, PSSI dihadapkan pada tugas mendesak untuk menemukan pelatih baru. Spekulasi mengenai pengganti pun langsung bermunculan di kalangan publik dan media sosial. Beberapa nama yang santer disebut-sebut sebagai kandidat potensial antara lain:

Ulsan HD memutuskan memecat Shin Tae-yong dari posisi pelatih kepala menyusul tren negatif dalam sepuluh pertandingan terakhir.
  1. Shin Tae-yong: Mantan pelatih Timnas Indonesia ini mendapatkan banyak dukungan untuk kembali menukangi skuad Garuda. Prestasinya yang cukup mentereng bersama timnas sebelumnya membuatnya masih memiliki tempat di hati para penggemar. Terlebih, Shin Tae-yong juga baru saja berpisah dari Ulsan HD, membuatnya tersedia di pasar. Meskipun ia sempat membantah rumor akan kembali ke Indonesia, peluang untuk negosiasi ulang tetap terbuka.
  2. Jesus Casas: Pelatih asal Spanyol ini menjadi perbincangan hangat setelah sukses bersama Timnas Irak, membawa mereka menjuarai Piala Teluk 2023 dan hampir lolos ke Piala Dunia 2026 melalui putaran ketiga. Gaya bermain Casas yang tegas dan mengandalkan penguasaan bola dinilai cocok dengan karakter pemain Indonesia. Banyak netizen membanjiri kolom komentar akun Instagram pribadinya untuk membujuknya melatih Timnas Indonesia.
  3. Timur Kapadze: Nama pelatih asal Uzbekistan ini mendadak mencuat setelah berhasil membawa Uzbekistan lolos ke Piala Dunia 2026 untuk pertama kalinya dalam sejarah, finis sebagai runner-up Grup A. Awalnya menjabat sebagai caretaker, performa gemilang Uzbekistan di bawah komandonya membuat Kapadze diangkat sebagai pelatih kepala. Ia bahkan memberikan “kode” ketertarikan melatih Timnas Indonesia melalui respon emoji jempol di media sosial.
Pelatih timnas Irak, Jesus Casas, ketika mendampingi timnya melawan Yordania pada laga babak 16 besar Piala Asia 2023 di Stadion Khalifa International, Doha, pada Senin (29/1/2024). Casas mendapat serangan verbal dari jurnalis Irak saat menghadiri jumpa pers usai

PSSI, melalui Erick Thohir, menyatakan akan segera mempertimbangkan kandidat dan menetapkan target baru. Ambisi besar telah dicanangkan: membawa Timnas Indonesia masuk dalam 100 besar dunia, lolos ke Piala Asia 2027, dan tentunya, Piala Dunia 2030.

Kepergian Patrick Kluivert adalah bagian dari dinamika sepak bola modern. Evaluasi menyeluruh dan pemilihan pelatih yang tepat akan menjadi kunci bagi PSSI untuk mewujudkan mimpi-mimpi besar sepak bola Indonesia di kancah internasional. Publik menanti dengan antusias siapa yang akan menjadi arsitek baru Tim Garuda, membawa harapan dan semangat baru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *