
Tim Nasional Putri Indonesia bersiap menghadapi serangkaian ujian penting dalam periode FIFA Women’s Matchday November 2025. Pertandingan uji coba ini bukan sekadar rutinitas, melainkan panggung krusial untuk menguji kedalaman skuad, mematangkan taktik, dan mengembalikan mental bertanding Garuda Pertiwi setelah absen cukup lama di kancah internasional.
Ujian pertama dan paling dinantikan adalah duel melawan Timnas Putri Nepal. Pertandingan ini akan digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman, DIY, pada Rabu (26/11/2025), pukul 19.30 WIB. Tiga hari berselang, pada 29 November, Indonesia akan menjamu lawan yang lebih tangguh, yakni Taiwan.
Jeda Panjang dan Kebutuhan Mendesak Akan Kematangan Tim
Keputusan PSSI untuk mengagendakan dua laga uji coba di akhir November ini datang sebagai kebutuhan mendesak. Kali terakhir Timnas Putri Indonesia berlaga adalah pada ajang Piala AFF Putri 2025 di bulan Agustus lalu. Hasil di turnamen regional tersebut terasa pahit. Tergabung di Grup A bersama raksasa Asia Tenggara seperti Vietnam, Thailand, dan tuan rumah Kamboja, Garuda Pertiwi ‘hancur lebur’ dengan catatan dua kali kekalahan dan satu hasil imbang yang kurang memuaskan. Penampilan yang kurang kompak dan minimnya kematangan bermain menjadi sorotan utama saat itu.
Oleh karena itu, dua uji coba melawan Nepal dan Taiwan ini menjadi barometer vital untuk mengukur sejauh mana perkembangan tim di bawah arahan pelatih interim, Akira Higashiyama. Fokus utama Higashiyama adalah meningkatkan kohesi tim, menyelaraskan transisi, dan menanamkan mentalitas pemenang sebelum terjun ke turnamen yang sesungguhnya.
Panggung Para Diaspora dan Bintang Veteran
Untuk mencapai hasil maksimal, PSSI telah merilis daftar 36 pemain yang akan memperkuat Timnas Putri Indonesia. Daftar ini mencerminkan ambisi besar federasi untuk menggabungkan talenta terbaik, baik yang berasal dari liga domestik maupun pemain-pemain diaspora yang memiliki pengalaman bermain di Eropa.
Kehadiran pemain diaspora menjadi sorotan utama. Nama-nama seperti Iris de Rouw, Isabel Kopp, Felicia de Zeeuw, Isabel Nottet, dan Isa Warps diharapkan membawa standar permainan Eropa, terutama dalam hal fisik, disiplin taktik, dan pengambilan keputusan cepat. Khususnya, talenta muda sensasional, Claudia Scheunemann, yang meskipun baru berusia remaja, terus menunjukkan kualitasnya dan diprediksi menjadi motor serangan tim di masa depan.
Namun, kekuatan tim tidak hanya bertumpu pada darah baru. Pilar-pilar lama yang sarat pengalaman tetap menjadi tulang punggung yang tak tergantikan. Kapten tim, Shafira Ika Putri, bersama dengan gelandang energik Zahra Muzdalifah, dan penyerang lincah Sheva Imut, masih dipercaya memimpin rekan-rekan mereka. Kombinasi antara pengalaman lokal dan kualitas diaspora ini diharapkan menciptakan skuad yang jauh lebih solid dan kompetitif.
Fokus Puncak: Menuju SEA Games 2025 Thailand
Seluruh rangkaian pemusatan latihan (TC) yang dimulai sejak Oktober lalu di Sleman, termasuk dua uji coba ini, adalah bagian integral dari persiapan jangka panjang menuju SEA Games 2025 di Thailand. Turnamen multi-event Asia Tenggara tersebut akan dimulai pada 3 hingga 18 Desember mendatang, artinya hanya berselang kurang dari dua minggu setelah uji coba melawan Taiwan.
Di ajang bergengsi tersebut, Timnas Putri Indonesia tergabung di Grup A, sebuah grup yang cukup menantang, bersama dengan tuan rumah Thailand, Singapura, dan Kamboja. Thailand, sebagai salah satu kekuatan tradisional sepak bola putri Asia Tenggara, jelas menjadi favorit utama. Oleh karena itu, TC dan uji coba ini berfungsi sebagai simulasi keras untuk mengukur kekuatan dan kelemahan tim di bawah tekanan internasional.
Pertandingan melawan Nepal—tim yang memiliki peringkat FIFA relatif dekat—akan menjadi tolok ukur ideal untuk menguji chemistry antar pemain dan efektivitas skema baru. Sementara itu, Taiwan akan memberikan tantangan yang lebih besar, memaksa tim untuk bermain di level yang lebih tinggi sebelum bertemu raksasa seperti Thailand.
Dengan skuad yang lebih kaya talenta dan persiapan yang lebih terstruktur, Garuda Pertiwi berharap dapat memperbaiki catatan buruk dari Piala AFF sebelumnya dan menunjukkan bahwa mereka telah siap untuk bersaing memperebutkan medali di SEA Games. Tekanan ada di pundak Akira Higashiyama dan para pemain, tetapi semangat untuk membawa nama bangsa berkibar di kancah Asia Tenggara kini tengah membara di Maguwoharjo.