
Jakarta, 29 Agustus 2025 — Sebuah momen bersejarah terukir di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Den Haag saat empat pesepakbola keturunan diaspora resmi menyandang status Warga Negara Indonesia (WNI). Upacara sumpah kesetiaan yang berlangsung hari ini menjadi bukti nyata komitmen PSSI dan pemerintah untuk memperkuat fondasi sepak bola melalui talenta diaspora bertalenta tinggi.
Siap Bela Merah Putih: Dari U-23 hingga Timnas Putri
- Mauro Nils Zijlstra (20), striker muda berbakat yang bermain untuk FC Volendam di Eredivisie, telah disiapkan untuk memperkuat Timnas U-23 Indonesia. Meski terlambat mendaftar untuk Kualifikasi Piala Asia U-23, ia tetap akan berpeluang debut di tim senior dalam FIFA Matchday September.
- Tiga pemain wanita, yang juga resmi menjadi WNI: Isabel Corian Kopp (23), Pauline Jeannette van de Pol (22), dan Isabelle Nottet (22), disiapkan sebagai bagian dari proyek jangka panjang Timnas Putri. Tujuannya: masuk 50 besar dunia, 10 besar Asia, lolos ke putaran final AFC Women’s Asian Cup, dan menembus Piala Dunia Wanita 2035.
Proses Naturaliasi: Dari DPR Hingga Presiden
Proses legalisasi kewarganegaraan ini melalui tahapan panjang: Komisi X DPR RI menyetujui naturalisasi lima pemain diaspora, termasuk Zijlstra serta Miliano Jonathans—meski Jonathans belum mengambil sumpah. Keputusan ini kemudian diajukan kepada Presiden Prabowo Subianto sebelum akhirnya diteken untuk realisasi resmi.
Hari ini, pengambilan sumpah berlangsung sakral dan singkat di KBRI Den Haag sebagai tindak lanjut dari SK Presiden. Upaya ini mencerminkan tekad negara memperkuat Timnas lewat kekayaan talenta global.
Dampak Besar untuk Timnas U-23 dan Garuda Putri
- Mauro Zijlstra, berdarah Indonesia dari Zaandam (lahir 9 November 2004), memiliki postur ideal 1,88 meter dan pengalaman di akademi AZ, NEC Nijmegen, lalu Volendam. Kehadirannya diharapkan memperkuat lini depan dan kesolidan Garuda Muda, terlebih mengisi kekosongan yang ditinggalkan striker utama Ole Romeny karena cedera.
- Sementara itu, ketiga pesepakbola putri diyakini akan mempercepat ambisi Indonesia untuk mengangkat sepak bola wanita nasional. Lewat pendekatan strategi jangka panjang, proyek ini merupakan salah satu misi ambisius PSSI menjelang dekade mendatang.
Dengan status resmi WNI, keempat pemain diaspora ini kini mendapat akses penuh ke program latihan dan persiapan Timnas. Bagi publik sepak bola Indonesia, ini adalah angin segar: kombinasi potensi muda, fisik Eropa, dan semangat juang tinggi bisa membawa angin perubahan. Mereka merupakah sinyal bahwa PSSI tidak hanya mengandalkan bakat lokal, tapi juga mampu menarik talenta global demi progres jangka panjang.