
Timnas U17 Indonesia akan melakoni laga krusial melawan Uzbekistan pada matchday kedua Piala Kemerdekaan 2025, Jumat (15/8/2025) pukul 19.30 WIB. Pertandingan ini akan digelar di Stadion Utama Sumatera Utara, Deli Serdang, dan menjadi kesempatan emas bagi Garuda Muda untuk meraih kemenangan pertama setelah hasil imbang di laga pembuka.
Pada matchday pertama, pasukan asuhan Nova Arianto harus puas berbagi angka 2-2 dengan Tajikistan. Hasil tersebut membuat posisi Indonesia di klasemen sementara belum aman. Kemenangan atas Uzbekistan akan sangat penting untuk menjaga asa menjadi juara grup sekaligus lolos ke babak selanjutnya.
Pertemuan Indonesia dan Tajikistan di laga perdana berlangsung penuh intensitas. Hujan deras yang mengguyur stadion tak menyurutkan semangat kedua tim. Garuda Muda mencoba mengambil inisiatif serangan sejak menit awal, sedangkan Tajikistan mengandalkan pressing tinggi untuk memutus aliran bola.
Gol pertama Indonesia lahir pada menit ke-34 melalui kombinasi apik Fadly Alberto Hengga dan Mochammad Mierza Firjatullah. Mierza sukses menuntaskan peluang lewat sundulan keras yang tak mampu diantisipasi kiper lawan.
Namun, keunggulan tersebut hanya bertahan dua menit. Zarifzoda Zarif dari Tajikistan melepaskan tembakan jarak jauh yang menembus gawang Indonesia dan membuat skor imbang 1-1. Kedudukan tersebut bertahan hingga babak pertama usai.
Di awal babak kedua, Indonesia kembali memimpin. Menit ke-49, Fadly Alberto memanfaatkan umpan matang Eizar Jacob Tanjung dengan sundulan akurat. Gol ini membuat semangat Garuda Muda kembali membara.
Meski beberapa peluang emas tercipta lewat aksi Evandra Florasta dan I Putu Panji, skor tak kunjung bertambah. Justru di masa injury time, Ashuralizoda Nazrullo menghukum kelengahan lini belakang Indonesia dengan gol penyama kedudukan. Skor 2-2 menjadi hasil akhir yang terasa pahit karena kemenangan sudah di depan mata.
Bek Timnas U17, Matthew Baker, menganggap laga perdana sebagai fondasi penting sebelum menghadapi tantangan lebih besar di Piala Dunia U17 2025.
“Ini benar-benar awal yang baik untuk kami, apalagi ini laga pertama sebelum Piala Dunia. Pertandingan ini seperti fondasi. Kami sudah menemukan poin-poin yang perlu diperbaiki, dan itu akan sangat membantu ke depan,” ujar Baker.
Meski kecewa karena kehilangan kemenangan di menit akhir, Baker tetap memuji semangat juang rekan-rekannya. Baginya, mental pantang menyerah yang ditunjukkan Garuda Muda adalah modal penting untuk laga selanjutnya melawan Uzbekistan.

Menghadapi Uzbekistan tentu bukan perkara mudah. Tim asal Asia Tengah ini dikenal memiliki fisik kuat, kecepatan transisi yang tinggi, serta disiplin taktik yang solid. Di beberapa turnamen kelompok umur sebelumnya, Uzbekistan kerap merepotkan tim-tim Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Pelatih Nova Arianto menegaskan bahwa fokus selama 90 menit penuh akan menjadi kunci. Ia tak ingin anak asuhnya mengulang kesalahan seperti saat melawan Tajikistan, terutama di menit-menit akhir pertandingan.
Selain itu, Nova juga akan mengandalkan kreativitas gelandang untuk membongkar pertahanan Uzbekistan yang rapat. Peran pemain seperti Fadly Alberto dan Mierza Firjatullah diprediksi kembali vital, sementara sektor pertahanan akan menjadi perhatian khusus.
Atmosfer di Stadion Utama Sumatera Utara diperkirakan kembali bergelora. Ribuan suporter siap memberikan dukungan penuh, menciptakan tekanan tambahan bagi tim tamu. Pada laga melawan Tajikistan, teriakan dan yel-yel dari tribun menjadi penyemangat tersendiri bagi Garuda Muda untuk terus menyerang.
Dukungan ini diharapkan mampu memompa motivasi para pemain, sekaligus menambah tekanan psikologis kepada Uzbekistan yang bermain di bawah sorotan penonton tuan rumah.
Dengan format grup yang ketat, hanya kemenangan yang bisa menjaga peluang Indonesia untuk memuncaki klasemen. Jika kembali imbang atau kalah, peluang untuk lolos ke fase berikutnya akan semakin sulit.
Uzbekistan sendiri datang dengan motivasi tinggi, dan kemungkinan akan bermain menyerang sejak awal. Hal ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk memanfaatkan serangan balik cepat, mengingat kecepatan sayap mereka menjadi salah satu senjata mematikan.
Pertandingan melawan Uzbekistan bukan sekadar laga kedua di Piala Kemerdekaan 2025, tetapi juga ujian mental, konsistensi, dan kemampuan taktis Timnas U17 Indonesia. Setelah kehilangan kemenangan di laga perdana, inilah saatnya Garuda Muda membuktikan bahwa mereka bisa belajar dari kesalahan dan tampil lebih matang.
Kemenangan di laga ini akan menjadi suntikan moral besar, bukan hanya untuk turnamen ini, tetapi juga sebagai modal berharga menuju Piala Dunia U17 2025. Dukungan penuh suporter, strategi matang pelatih, dan fokus sepanjang laga akan menentukan apakah Garuda Muda bisa terbang tinggi di langit Piala Kemerdekaan 2025.